Memasuki musim kompetisi tahun 2025, Riot Games mengambil langkah drastis dengan menggabungkan LCS di Amerika Utara serta liga-liga Amerika Selatan menjadi satu dengan nama LoL Championship of The Americas (LTA), sebuah langkah yang sejak pertama kali diungkap sudah mengundang rasa skeptis dari komunitas, apalagi mengingat liga League of Legends Brazil, CBLOL sedang mengalami peningkatan.
Benar saja, setelah berakhirnya LTA 2025 Cross Conference, turnamen penghujung split yang mempertemukan LTA North dan LTA South, hasil yang dicatatkan dari segi jumlah penonton tidak bisa dibilang bagus, mengingat angkanya menurun dari tahun sebelumnya ketika masih terbagi menjadi beberapa bagian.

Berdasarkan data dari Esports Charts, babak final LTA 2025 Cross Conference mencatatkan jumlah penonton terbanyak di angka 166 ribu pasang mata, jumlah yang jauh lebih kecil dibandingkan perempat final antara Cloud9 dan LOUD yang mencapai 291 ribu penonton serta Pain Gaming melawan 100 Thieves yang berhasil menembus 276 ribu penonton.
Selain itu, angka penonton di babak final ini juga jauh berada di bawah final LCS Spring 2024 lalu, di mana laga antara Team Liquid melawan FlyQuest mampu mencatatkan 246 ribu penonton.
Membandingkan LTA 2025 Cross Conference dengan turnamen-turnamen regional lain yang tengah berjalan di paruh awal tahun 2025, turnamen itu mencatatkan rekor penonton yang cukup baik, berada di posisi ketiga di belakang LEC Winter 2025 yang masih berlangsung serta LCK Cup 2025.
Secara keseluruhan, penggabungan antara Amerika Utara dengan Amerika Selatan sejauh ini membuahkan hasil yang terbilang mengecewakan, di mana Amerika Utara (LTA North) kehilangan nama besar mereka, bahkan jumlah penonton mengalami penurunan. Sementara itu, Brazil dan Amerika Latin (LTA South) tidak mendapat keuntungan apapun, sebab mereka tidak memiliki banyak kesempatan untuk bertanding melawan tim di utara.