MSI 2025 menjadi turnamen penuh kejutan, mulai dari perlawanan dari tim-tim barat yang sukses menyabet satu game dari region powerhouse meski tidak berbuah manis, hingga banyaknya pil pahit yang harus ditelan fans tim Eropa sepanjang turnamen ini. Namun, kejutan terbesar datang dari seed pertama LCP, CTBC Flying Oyster, tim yang berasal dari region APAC, tepatnya Taiwan.
Sejak ronde pertama Bracket Stage MSI 2025, tim yang diperkuat Rest, Driver, Junjia, hongQ, Doggo, dan Kaiwing ini sudah menunjukkan seberapa besar potensi mereka untuk berkembang lewat laga best of five melawan juara Worlds 2024, T1, dengan memaksa pasukan Unkillable Demon King itu sampai game kelima.
Baca Juga: Format Baru Lebih Seru, Penonton Play-In MSI 2025 Meroket

Meski akhirnya CTBC Flying Oyster tetap dijatuhkan ke lower bracket, kejutan tim asal Taiwan ini belum berakhir. Di lower bracket, hongQ dkk. dihadapkan dengan KOI, seed pertama dari LEC. Memprediksi hasil dari laga ini cukup sulit setelah melihat performa tim Taiwan itu menghadapi T1, berharap adanya lima game penuh ketegangan, sayangnya tidak demikian.
CTBC Flying Oyster membuka laga kontra KOI dengan dua kemenangan, langsung mengamankan match point. Namun, KOI memberi perlawanan keras di game ketiga, memberikan mereka satu poin, tetapi itu tidak berarti banyak sebab CTBC Flying Oyster kembali memenangkan game keempat, melaju ke babak selanjutnya di lower bracket dan menjadi eksekutor tim LEC sepanjang MSI 2025, memulangkan perwakilan terakhir mereka.
Hasil laga CTBC Flying Oyster melawan KOI di MSI 2025 tentu menjadi pukulan berat bagi fans tim Eropa yang mulai meragukan di mana posisi mereka di hierarki kekuatan region esports League of Legends. Di tengah kekecewaan fans tim Eropa, CTBC Flying Oyster baru saja memecahkan kemarau 13 tahun dalam catatan sejarah APAC di lingkup esports League of Legends internasional.
Pasalnya, kemenangan CTBC Flying Oyster atas KOI merupakan kali pertama tim APAC memenangkan best of five melawan tim dari region major yang terdiri dari Amerika, Eropa, Tiongkok, dan Korea Selatan setelah bertahun-tahun. Terakhir kali tim APAC sukses menumbangkan pemain besar esports League of Legends adalah pada tahun 2012 ketika era Taipei Assassins.
CTBC Flying Oyster memang bukan tim besar, namun perjalanan mereka sepanjang MSI 2025 adalah sesuatu yang pantas disaksikan lebih dekat. Memasuki ronde kedua, CTBC Flying Oyster akan menghadapi pendatang baru asal Tiongkok di turnamen internasional yakni Anyone’s Legend, akankah rentetan kejutan tim Taiwan itu berlanjut dengan kemenangan atas Anyone’s Legend?