Masih melanjutkan topik tentang Arcane, sebuah serial adaptasi dari League of Legends buatan Riot yang hasilnya sudah tidak perlu diragukan lagi. Kalian tidak perlu menyaksikannya bahkan, jika hanya ingin tahu penilaian dari acara ini, karena dari hampir semua situs rating animasi, nama Arcane selalu memiliki nilai yang tinggi. Namun, di satu sisi lain ketika ada produk yang sesukses ini, rasa kecewa dan frustasi juga muncul dari komunitas game rival.
League of Legends dan Dota 2 memiliki sejarah bersama yang sangat panjang, tapi tanpa perlu diragukan lagi kalau kedua game ini adalah dua game MOBA PC paling besar yang pernah ada. Riot sukses membuat Arcane sebesar sekarang, dan sepertinya hal tersebut membuat komunitas dari Dota 2 cukup kepanasan. Rasa frustasi dan kecewa ini dilemparkan oleh komunitas Dota 2 lewat forum Reddit mereka.
BACA JUGA: Perilisan Mel Medarda Sebagai Champions Semakin Besar Setelah Teori Arcane Berkeliaran!

Salah satu komentar paling tinggi dalam thread tersebut mengatakan kalau mereka kecewa melihat adaptasi anime mereka yakni Dragon’s Blood berjalan dengan sangat buruk. Anime tersebut sudah berjalan selama tiga musim, dan dari setiap musim terbarunya hasil dan kualitas yang diberikan malah semakin buruk. Hingga pada akhirnya Dragon’s Blood hanya bisa bertahan selama tiga musim tanpa adanya kejelasan masa depannya.
“Dragon’s Blood adalah produk yang sangat kacau dan sangat “meh”. TI tahun ini juga seakan sangat mudah terlupakan. Dibandingkan dengan Worlds tahun ini, nilai produksi disana sangatlah tinggi. Kita juga terus menerus melihat wajah yang sama setiap TI, Fly (pemain professional Dota 2) sekarang sudah berumur 31 dan masih ada di sini. Valve tidak bisa menghabiskan sedikit budget saja untuk menjalankan sebuah acara Late Game,” seperti itu bunyi salah satu komentar di Reddit.
Memang benar, jika kita lihat dari segi produksi dan bagaimana Riot serta Valve menjalankan gamenya masing-masing, maka di sana kalian bisa melihat adanya perbedaan yang cukup jauh. Sepertinya komunitas Dota 2 sudah mulai lelah melihat game rival mereka terus berkembang, sedangkan gamenya sendiri masih sulit untuk mendapatkan perhatian dari developer. Salah satu kekuatan dari Riot yang jarang dimiliki oleh beragam developer game live service yang lain.