Beberapa waktu lalu, Riot Games mendatangkan sebuah perubahan besar ke League of Legends, menghapus identitas satu champion hanya dengan mengganti nama salah satu skill-nya. Perubahan itu diterima oleh Gragas. Seperti yang kita tahu, Gragas adalah karakter yang dikenal karena gemar mabuk dan biografinya pun menyebut ia dalam misi menciptakan minuman terbaik yang bisa ia ciptakan.
Tetapi, Riot Games berencana mengubah nama skill-nya dari Drunken Rage menjadi Raucous Rage. Perubahan ini dilakukan dengan harapan membuat League of Legends lebih ramah pemain dengan umur yang lebih muda, sebab peraturan di Eropa terbilang sangat keras bagi game-game yang dirasa memberi pengaruh buruk terhadap anak-anak.
Baca Juga: Riot Ganti Kata “Mabuk” Dalam Skill Gragas Karena Regulasi Baru!

Sontak perubahan nama skill ini menimbulkan keributan di kalangan komunitas, menyamakannya dengan insiden rokok Graves yang sempat berlangsung selama bertahun-tahun, di mana Graves terpaksa kehilangan rokoknya. Untung saja, RiotMeddler mengungkap dalam cuitan terbarunya bahwa perubahan nama Drunken Rage akan di-revert, mengembalikan nama orisinal skill itu untuk Gragas.
RiotMeddler menjelaskan bahwa tim bisa melakukan perubahan yang lebih ringan dan tetap mematuhi peraturan yang dipaparkan oleh Uni Eropa. Meski tetap akan menggunakan nama Drunken Rage, ada beberapa kata yang tetap harus disesuaikan, seperti “drunkenly empowered (diperkuat rasa mabuk)” dan “guzzles down brew (meneguk minuman)”.
Fakta bahwa Riot Games sempat merasa harus mengubah nama skill Gragas sendiri menimbulkan pertanyaan di benak komunitas, bukan tentang League of Legends tetapi tentang peraturan di Uni Eropa yang nampaknya tebang pilih terkait kata-kata yang bisa digunakan.
Sebab, League of Legends punya nama skill yang jauh lebih brutal dibandingkan Drunken Rage, yaitu Public Execution (eksekusi publik), tetapi nama skill itu dianggap tidak melanggar peraturan apapun yang dipaparkan Uni Eropa.