Dalam kurun waktu satu tahun terakhir, Riot Games melakukan dua kali PHK massal yang mana keduanya sukses menuai rasa kecewa dan menyulut dari komunitas, apalagi setelah desas-desus besarnya budget League of Legends pada tahun 2024. Sebelum tahun ini berakhir, Riot Games kembali menuai murka komunitas, namun kali ini bukan karena PHK.
Berdasarkan lowongan pekerjaan yang dibuka oleh Riot Games, mereka tengah mencari personel dengan spesialisasi dalam artificial intelligence, lebih tepatnya generative AI. Meski hanya mencari intern atau pemagang, hal ini sudah cukup untuk meluapkan emosi komunitas.
Dalam lowongan tersebut, Riot Games memberi sedikit gambaran mengenai peran yang akan diberikan bagi mereka yang lolos seleksi magang ini, beberapa di antaranya adalah bekerja bersama tim untuk mempercepat pembuatan konten baru dalam game serta penggunaan model AI pembuatan karya seni untuk tahap pengembangan dan produksi dalam game.
Berdasarkan lowongan ini, Riot Games memberikan sinyal bahwa mereka akan segera menggunakan generative AI untuk pembuatan konten-konten di game mereka, yang mana penggunaan AI sendiri merupakan sesuatu yang kontroversial, apalagi penggunaan di ranah seni.
Riot Games sendiri sudah pernah mendapat kecaman karena penggunaan AI untuk video perayaan 10 tahun liga League of Legends Amerika Latin, LLA yang berujung dihapusnya video tersebut dari platform YouTube.
Selama beberapa tahun terakhir, perkembangan generative AI berujung pada banyaknya pekerjaan yang hilang, terutama di sektor seni seperti desain grafis, pengembangan karakter, dan masih banyak lagi. Sangat mengejutkan Riot Games berani mengambil langkah ini setelah memutus pekerjaan ratusan orang beberapa waktu lalu.
Tidak hanya itu, generative AI juga tidak jauh berbeda dengan menjiplak, menggunakan data yang tersedia untuk melatih model AI tersebut demi menciptakan sesuatu dengan gaya yang mirip dengan apa yang sudah ada sebelumnya.