Kedatangan anti-cheat Vanguard ke League of Legends diwarnai dengan kontroversi. Sama seperti peluncuran VALORANT beberapa tahun silam, banyak pemain yang merasa Vanguard merupakan spyware yang memata-matai pengguna. Untuk meyakinkan pemain akan kedatangan anti-cheat modern itu, Riot Games menulis blog mengenai cheat di League of Legends
Ada banyak hal yang dibahas Riot Games dalam blog tersebut, mulai dari fakta bahwa League of Legends merupakan game yang relatif aman dari cheater gamblang. Namun pengguna cheat lebih condong ke arah script yang memudahkan mereka bermain dari segi mekanik.
Selain membicarakan tentang kedatangan Vanguard ke League of Legends, mirageofpenguin selaku penulis sekaligus anggota tim anti cheat membagikan beberapa grafik, salah satunya adalah rank dengan jumlah cheater terbanyak.
Dalam grafik yang disediakan Riot Games, data menunjukkan bahwa rank Grandmaster dan Challenger memiliki jumlah cheater terbanyak menjelang tahun 2023. Sementara itu, data menunjukkan banyak pertandingan dengan cheater di rank Master pada pertengahan tahun 2023. Setelah itu, Riot Games melancarkan ban wave dan angkanya menurun drastis.
Riot Games menambahkan bahwa mereka sebenarnya tidak ingin membawa Vanguard ke League of Legends kecuali keadaan sangat menuntut kedatangan anti cheat yang lebih modern. Selama hampir 6 tahun, League of Legends bertahan dengan anti-cheat yang dinamai Packman.
Sayangnya, Packman sudah usang dan tua. Riot Games bahkan menjelaskan bahwa jika dihitung di dunia per-cheat-an, Packman sudah berumur 250 juta tahun. Umur yang tua, efektivitas yang menurun seiring waktu, serta kebocoran data tahun lalu menjadi tanda bahwa Packman harus dipensiunkan.
Saat ini, Vanguard League of Legends dirilis per-region yang bertambah seiring waktu.