Sudah ada beberapa tahun semenjak esports VALORANT berjalan, dan datanya mengatakan kalau game ini merupakan salah satu game dengan peningkatan esports paling pesat yang ada. Hanya membutuhkan waktu sekitar tiga tahun untuk game ini naik menjadi tier 1. Bahkan, sejauh ini hanya VALORANT yang bisa bersaing dengan Counter Strike sebagai game FPS yang memiliki ranah esports paling sukses.
Setiap tahunnya, data mengatakan kalau esports VALORANT terus menerus memecahkan rekor baru, termasuk tahun 2025. Namun, walaupun seperti itu bukan berarti Riot tidak bisa memberikan penyesuaian lagi, agar nantinya esports game ini bisa lebih besar lagi dari yang seharusnya. Belum lama ini, Leo Faria selaku kepala dari esports VALORANT menjelaskan akan adanya kemungkinan sistem partnership game ini dirombak.
BACA JUGA: Ascent Dapatkan Perubahan Pada Patch 10.04, Meta Odin Kena Nerf!

Berbicara kepada Nandoshow, Leo menjelaskan kalau mereka punya rencana baru untuk merombak lagi sistem partnership setelah kontraknya habis. Kontrak partnership untuk VCT sendiri berlaku sampai musim 2026, sehingga ada kemungkinan kalau perubahan ini benar terjadi, maka tahun 2027 kita akan melihat hal baru di esports VALORANT. Perubahan yang diberikan juga cukup signifikan, dan pastinya harus diketahui oleh para penikmat esportsnya.
Rencananya, Riot akan mengurangi jatah tim yang bergabung ke dalam program partnership ini. Sekarang ini, totalnya ada 10 tim yang bergabung, tapi nantinya bisa saja dipangkas menjadi 6-8 tim saja. Lewat adanya perubahan ini, Riot akan memberikan pembukaan yang lebih lebar kepada tim lain yang tidak termasuk ke dalam partnership ini. Apalagi untuk mereka tim tier 2 yang sampai sekarang masih mengeluh tidak adanya perkembangan.
Salah satu kelemahan yang dimiliki oleh sistem VCT partnership yang sekarang digunakan memang mengarah ke sana. Ada banyak tim yang tidak bisa aktif dalam esports VALORANT, dan hanya nama itu-itu saja yang akan kalian temukan. Walaupun sistem ini bisa menjamin kesehatan esportsnya, sistem ini juga tidak memberikan kesempatan yang lebih luas. Sehingga, ketika kontrak sistem ini habis, maka ada kemungkinan Riot meracik rencana baru.