Kabar buruk datang dari ranah esports VALORANT, lebih tepatnya untuk tier 2 dari game ini. Pasalnya, kemarin Riot telah mengkonfirmasi kalau VCT Challengers untuk regional Oceania telah resmi diberhentikan. Pengumuman ini tentu saja akan memberikan pengaruh yang besar kepada para pemain VALORANT di sana, tapi Riot juga punya alasan mereka sendiri atas keputusan ini.
Riot mengumumkan kalau alasan terbesar kenapa mereka harus mengambil keputusan ini mengarah kepada pengeluaran yang terlalu besar. Biaya operasi yang diminta untuk liga ini sudah mulai menjadi beban, yang tidak sepadan dengan apa yang Riot dapatkan. Mulai dari jumlah penonton liga ini sampai ke jumlah pemain yang ternyata tidak sesuai dengan ekspektasi Riot.
BACA JUGA: Riot Konfirmasi Masih Akan Menggunakan Sistem Skin Prestige yang Sama di Tahun 2026!
Namun, kabar baiknya walaupun dengan ini regional Oceania akan ditutup, Riot tidak menutup opsi para pemain disana untuk para pemain disana tetap bisa bermain di esports VALORANT. Bagi para pemain di area ini, mereka bisa mencoba jalur in-game yang tentunya mengarah kepada Premier. Path to pro yang diharapkan oleh Riot bisa mendorong para pemain casual untuk bermain serius.
“Mulai tahun depan, para pemain di Oceania bisa bergabung ke ekosistem VCT, maka kalian bisa mencoba bermain di LCQ atau Last Chance Qualifier, yang tentunya kalian punya kesempatan untuk bermain di VCT Pacific Stage 2 jikalau hasilnya positif,” jelas Riot. Jalan ini tentu saja jauh lebih sulit dan panjang dari sebelumnya, tapi setidaknya masih ada kemungkinan kalau sesuatu bisa terjadi.
Menariknya, dalam kasus VCT Game Changers Oceania yang merupakan wadah pemain wanita, Riot masih akan menjalankannya untuk sekarang, setidaknya sampai tahun 2026 mendatang. Selebihnya, kalian masih bisa mendapatkan liga dan esports yang sama untuk VALORANT sepanjang tahun 2026. Mulai dari tahap grassroots atau komunitas, sampai ke level tertinggi di VCT Champions.