Berperan sebagai organisasi atau divisi League of Legends paling terkenal di dunia tentunya memiliki beberapa hal negatif yang sulit diatasi. Salah satunya adalah banyaknya pencemaran nama baik yang dilemparkan kepada mereka ketika ada kesempatan oleh berbagai oknum. Hal atau beban seperti inilah yang harus dipikul oleh squad T1, karena belum lama ini mereka baru saja menyerang balik berbagai oknum tersebut.
Pada tanggal 27 Desember kemarin, organisasi T1 baru saja mengumumkan kalau mereka telah mengirimkan tuntutan hukum kepada satu channel YouTube. Alasannya simple saja, T1 merasa kalau dalam channel tersebut, mereka mendapatkan pencemaran nama baik dan juga pembagian informasi yang salah. Semua kegaduhan ini dilemparkan kepada para pemain mereka, dan sepertinya pihak T1 sudah muak karenannya.
BACA JUGA: Riot Games Masih Berharap Bisa Rilis MMO Pada Tahun 2030!
Dalam pernyataan resminya T1 mengatakan, “Bulan Oktober, kita telah melakukan review kepada aktor buruk dari channel YouTube karena adanya pencemaran nama baik kepada pemain kita, dan kita juga sudah bekerja sama dengan pihak terkait untuk merancang rencana. Sekarang ini, kita baru saja mendapatkan informasi tentang siapa dalang dibalik channel YouTube tersebut. Berdasarkan semua informasi ini, kita akan mengambil langkah yang legal untuk melawan aktor ini.”
Pihak T1 sendiri tidak membagikan lebih banyak informasi tentang siapa aktor yang dimaksud dalam kasus ini. Hanya saja mereka sudah merencanakan sesuatu, dan sebelumnya T1 juga sudah mengenal sistem seperti ini dengan baik. Pada musim Spring kemarin, T1 juga pernah memberikan tuntutan kepada salah satu aktor buruk di Korea. Sekarang, kasus tersebut telah diatasi secara serius oleh kepolisian setempat.
T1 memang kerap berjalan sebagai organisasi esports yang keras terhadap permasalahan seperti ini. Sudah ada banyak komentar panas yang dilemparkan kepada para pemain dari squad ini, dan tidak sedikit dari mereka yang menganggu jalannya operasi mereka. Tidak heran memang, mengingat sejauh ini hanya T1 saja yang saking banyaknya haters mereka, para pemainnya harus bermain dengan masalah DDoS secara pribadi.