Ada sebuah fenomena menarik saat turnamen dunia League of Legends, Worlds, berlangsung. Kadang, ada beberapa champion yang bersinar terang di liga regional namun champion itu nampak langsung meredup saat dimainkan di panggung Worlds. Tahun ini, champion tersebut adalah Jarvan IV.
Sejak awal Worlds 2025 dimulai, Jarvan IV digadang-gadang sebagai salah satu jungler yang akan mendominasi turnamen. Ternyata benar, begitu Swiss Stage dimulai, Jarvan di-pick berkali-kali, namun tidak pernah menang bahkan champion ini menjalani delapan game losestreak, sampai akhirnya banyak yang menyebut Jarvan IV sebagai champion “terkutuk” di Worlds 2025.
Baca Juga: Jadi Mode Permanen di League of Legends, Bagaimana ARAM Lahir?

Untungnya, kutukan itu berakhir di laga eliminasi antara PSG Talon dan Vivo Keyd Stars, di mana jungler PSG Talon, Hung “Karsa” Hao-Hsuan menunjukkan performa terbaik Jarvan IV sepanjang turnamen, berperan besar dalam takedown dan mengamankan objektif bagi timnya meski pada akhirnya tetap dipaksa pulang lebih awal juga.
Seakan benar-benar sudah tidak terkutuk lagi, laga selanjutnya antara Fnatic dan Movistar KOI juga menampilkan Jarvan IV di tangan Iván “Razork” Martín Díaz yang berakhir dengan satu kemenangan lagi untuk Jarvan IV, tetapi dibayar dengan kepulangan Fnatic dari Worlds 2025.
Lewat dua kemenangan ini, Jarvan IV tidak lagi menjadi champion dengan losestreak terpanjang di Worlds 2025 sampai saat ini. Namun, dengan dua kemenangan Jarvan IV berimbas pada pulangnya kedua tim yang mem-pick champion tersebut, komunitas bertanya-tanya apakah “kutukan” Jarvan IV benar-benar terangkat atau malah menjadi semakin kuat?