Kisah mengenai perjalanan seorang pemain biasa menjadi pemain profesional atau pro player selalu menarik untuk disimak. Lewat perjalanan mereka, kita bisa melihat lebih dalam mengenai pribadi pemain tersebut dan apa yang mendorong mereka menempuh karir di ranah esports. Sudah banyak cerita tentang ambisi untuk menjadi yang terbaik atau mewujudkan mimpi masa kecil, tetapi ada satu cerita dari pemain tim CTBC Flying Oyster (CFO) –salah satu tim peserta MSI 2025– tentang alasan mengapa ia menjadi pro player.
Pemain tersebut ada jungler mereka, Yu “JunJia” Chun-Chia. Dilansir dari Home Run Taiwan, Seperti kebanyakan pemain yang memutuskan untuk meniti karir sebagai gamer profesional, JunJia harus menghadapi keraguan dari orang tuanya, namun pada saat itulah nenek JunJia memutuskan untuk pergi ke kuil terdekat.
Baca Juga: Jadi Algojo Eropa di MSI 2025, CTBC Flying Oyster Akhiri Puasa 13 Tahun Tim APAC
Di sana, nenek JunJia bertanya pada Xuanwu, dewa dalam agama Tao, apakah JunJia bisa memulai karir sebagai gamer profesional. Nenek JunJia mengatakan bahwa sang dewa menjawab iya, sehingga pemuda kelahiran tahun 2002 itu akhirnya memulai perjalanan untuk menjadi pemain League of Legends profesional.
JunJia sendiri pertama kali menginjakkan kaki di panggung profesional League of Legends saat masih berumur 16 tahun, memulai karirnya bersama SuperEsports di LMS, liga League of Legends Taiwan. Karir JunJia bersama SuperEsports hanya bertahan kurang dari setahun sebelum akhirnya ia diboyong ke Tiongkok dan bermain untuk tim-tim besar seperti EDward Gaming dan Rare Atom, meskipun ia lebih sering menjadi pemain pengganti tim utama.
Pada awal tahun 2023 silam, JunJia kembali ke kampung halamannya dan membela tim-tim Taiwan seperti Talon Esports dan akhirnya CTBC Flying Oyster. Berbekal ilmu yang ia dapatkan di negeri tirai bambu, kini JunJia menjadi salah satu atau bahkan jungler terbaik di antara pemain-pemain APAC.