Trending News

Blog Post

Apa Yang Terjadi dengan Masa Emas Eropa di Worlds 2017 Sampai 2020?
League of Legends, Worlds

Apa Yang Terjadi dengan Masa Emas Eropa di Worlds 2017 Sampai 2020? 

Percayakah kalian bahwa ada momen dalam sejarah League of Legends modern di mana tim barat berada di level yang sama dengan tim Korea Selatan dan Tiongkok? Mungkin tidak, namun pada tahun 2017 sampai 2020 silam, tim Eropa bisa dibilang berada dalam masa emas di mana mereka tampil cemerlang di panggung Worlds.

Contoh terbaik dari masa emas ini adalah roster G2 Esports pada tahun 2019, roster yang paling dekat dengan Golden Road, bahkan lebih dekat dari JD Gaming maupun T1. Tapi, melihat kondisi perwakilan LEC saat ini, apa yang terjadi? Ke mana perginya masa keemasan Eropa yang sempat mendominasi beberapa tahun lalu?

Ada banyak faktor yang mempengaruhi hancurnya masa keemasan ini, namun salah satu tersangka utama adalah beragam kesalahan dari pihak manajemen, baik tim maupun LEC itu sendiri.

Dari pihak tim, banyak masalah kontrak yang mengikat pemain-pemain ternama pada masa itu yang tidak memungkinkan terbentuknya sebuah super team. Contoh kasus ini adalah larangan dalam kontrak Luka “Perkz” Perković untuk bermain di Fnatic, menjaga dominasi G2 Esports pada masa itu. Alhasil, Perkz harus bermain di Cloud9 selama beberapa waktu sebelum akhirnya kembali ke Eropa.

Hal ini kabarnya merambat ke tim-tim lain yang melakukan hal serupa, melarang seorang pemain bertalenta untuk beralih ke tim Eropa lain. Ini berujung pada pemain-pemain terbaik dipaksa bermain di North America.

Kemudian, LEC atau yang dulu dikenal sebagai EU LCS juga mulai menerapkan sistem franchising, sistem yang memastikan semua tim partner mendapat dukungan finansial dengan bayaran matinya jalan lurus pemain amatir ke kasta tertinggi kompetisi League of Legends di Eropa.

Diterapkannya franchising berarti pemain-pemain bertalenta tidak bisa memasuki LEC bermodalkan performa saja, tapi juga mendapat perhatian dari petinggi-petinggi tim partner liga tersebut.

Masa keemasan skena esports League of Legends Eropa memang benar adanya, apalagi mengingat Fnatic dan G2 Esports yang mampu melaju hingga babak final di Worlds 2018 dan 2019.

Selain keduanya, tim Eropa pada masa itu juga dengan mudah melaju ke babak perempat final dan semi final. Sementara itu, tahun ini seed ketiga tim Eropa didepak memalukan dari Swiss Stage oleh tim wild card.

Related posts

Leave a Reply

Required fields are marked *