Salah satu keunikan yang dimiliki oleh Riot Games ketika membicarakan tentang esports gamenya adalah, mereka selalu mengerjakannya sendiri. Berbeda dengan kebanyakan developer yang membutuhkan bantuan pihak ke tiga, Riot merasa kalau mereka bisa membuat divisi esportsnya sendiri dan berjalan secara internal.
Sistem tersebut sudah berjalan dengan cukup lama dan sampai titik ini Riot sendiri masih bekerja dengan baik. Buktinya, League of Legends dan VALORANT sukses menjadi dua game terbesar dengan esports paling stabil ekosistemnya. Namun, dengan sistem seperti ini ada juga efek negatif yang diberikan, yakni jadwal main yang sedikit.
BACA JUGA: Riot Games Belum Bisa Pastikan League of Legends Dipertandingkan di Olympic Esports 2025!

Berbicara kepada Dot Esports, Chris Greelye selaku global head dari esports League of Legends menjelaskan adanya niatan untuk mengajak pihak ke tiga untuk mengadakan turnamen game ini. Namun, Riot ingin membangun turnamen yang berbeda, karena mereka ingin membuatnya secara balance untuk setiap tim yang ikut serta.
“Saya rasa salah satu cara terbaik untuk membuat ranah esports game ini lebih balance dengan kehadiran turnamen pihak ketiga adalah, kita tidak akan hanya menargetkan tim top saja dari setiap regional untuk ikut serta. Pastinya akan sangat menarik jikalau kita punya turnamen yang hanya dihadiri oleh juara empat dari setiap regional, dan semua ini dijalankan bersama pihak ke tiga. Jadi, kita masih mencari cara untuk bekerja sama dengan pihak ke tiga agar bisa mengisi kalender yang sudah penuh ini,” jelasnya.

Memang benar, tim yang selalu bermain di turnamen regional maupun internasional seperti T1 akan kesulitan jika harus mengikuti turnamen pihak ke tiga juga. Itulah kenapa, ada baiknya jika turnamen pihak ke tiga ini hanya dihadiri oleh tim yang menjuarai turnamen regionalnya di posisi pertengahan. Satu kemungkinan yang bisa saja terjadi di masa depan esports League of Legends.