Ada berbagai platform yang bisa digunakan untuk bermain game saat ini, uniknya, platform-platform ini juga memimpin di belahan dunia tertentu. Sebagai contoh, mobile gaming sangat populer di Asia Tenggara dan Tiongkok, sementara PC Gaming memiliki peminat yang cukup tinggi di hampir seluruh belahan dunia.
Meski begitu, ada satu negara di mana PC gaming kurang diminati, yakni Jepang. Uniknya, baru-baru ini terlihat sebuah tren di mana jumlah pemain League of Legends meningkat secara drastis di negeri sakura, padahal PC gaming tidak terlalu besar di negara tersebut.
Baca Juga: Ini Dia Semua Bot dan Skill OP Mereka di Mode Doom Bots
Berdasarkan data yang disediakan oleh situs statistik League of Legends, OPGG, jumlah pemain ranked di server Jepang mengalami peningkatan luar biasa. Pada tahun 2022 lalu, hanya ada sekitar 85 ribu pemain ranked di server Jepang, namun pada tahun 2025 angka ini meroket menjadi lebih dari 260 ribu pemain.
Hal ini tentunya menimbulkan pertanyaan besar di benak gamer terutama komunitas League of Legends, bagaimana gamer di Jepang yang hampir selalu mengedepankan mobile gaming dan console tiba-tiba menunjukkan peningkatan pemain dalam jumlah besar di game MOBA yang dimainkan lewat PC?
Ada beberapa spekulasi mengenai naiknya popularitas League of Legends di Jepang, salah satunya adalah kesuksesan VALORANT. Game FPS buatan Riot Games sukses memikat hati gamer di Jepang, kemudian secara tidak langsung mereka juga berkesempatan mencoba League of Legends yang ada di Riot Client.
Godaan untuk mencoba bermain League of Legends ini juga dialami oleh content creator di Jepang, akhirnya mereka memainkan League of Legends di-stream mereka yang kemudian menarik para penonton untuk ikut mencoba memainkan MOBA tersebut.
Ngomong-ngomong soal content creator Jepang yang memainkan League of Legends, beberapa waktu lalu sebuah clip juga sempat populer di media sosial terkait pengalaman seorang VTuber asal Jepang yang tengah bermain League of Legends, melahirkan momen ikonik yang kini dikenal sebagai “Senna top watafaku” atau “naisu geimu”.
