Pembicaraan tentang upgrade besar League of Legends sudah menjadi topik hangat selama bertahun-tahun, apalagi setelah game-game seperti Counter-Strike, Overwatch, Smite, dan game kompetitif lain memilih untuk membuat seri kedua atau sekuel yang bertujuan untuk mengikuti perkembangan zaman, bahkan VALORANT baru-baru ini memperbarui engine mereka ke Unreal Engine 5. Tetapi, sampai saat ini belum ada tanda-tanda apakah League of Legends 2 akan menjadi kenyataan.
Lalu apakah Riot Games bersikeras menjaga League of Legends dengan engine lawas mereka yang berkali-kali menjadi kambing hitam dari masalah baik dalam permainan maupun client yang sangat berat? Sheep Esports mendapat kesempatan untuk berbincang dengan salah satu figur besar di League of Legends yang dekat dengan komunitas, Matthew “RiotPhroxzon” Leung-Harrison selaku lead gameplay designer terkait hal ini.
Baca Juga: Dibilang Terlalu Balanced, Ini Respon Riot Games

Dalam wawancara bersama Sheep Esports, banyak pertanyaan yang dijawab RiotPhroxzon terkait League of Legends dan masa depan MOBA terbesar di dunia itu, salah satunya adalah tentang kemungkinan adanya League of Legends 2 di masa depan.
RiotPhroxzon menjawab bahwa League of Legends 2 bisa menjadi kenyataan, namun ia menambahkan bahwa engine yang dipakai League of Legends saat ini sudah jauh lebih baik dibanding apa yang dikatakan orang-orang, sebab tim bisa melakukan banyak hal yang sebelumnya tidak bisa mereka lakukan.

Salah satunya adalah implementasi Summoners Rift Spirit Blossom dan Noxus, di mana keduanya hanya berjarak hitungan bulan. Di masa lalu, untuk mengganti satu versi map dengan yang lain membutuhkan waktu bertahun-tahun karena harus dibuat secara manual secara keseluruhan dan tidak modular seperti saat ini.
Meski begitu, RiotPhroxzon mengaku ada beberapa halangan yang masih dihadapi oleh engine ini, salah satunya adalah Arena, di mana ada delapan tim yang saling bertarung. Sementara itu, engine League of Legends dikembangkan dengan patokan bahwa hanya ada dua tim yang bertempur.
Berdasarkan jawaban di atas, League of Legends nampaknya akan tetap menggunakan engine yang sudah mereka gunakan selama belasan tahun lamanya hingga tim mencapai titik batas di mana kreativitas mereka terbatas engine tersebut.