Industri esports masih sangat muda jika dibandingkan dengan industri “kompetisi” yang lain. Hingga saat ini, belum ada pertandingan dalam esports yang bisa mempertemukan dua generasi secara bersamaan. Belum ada pertandingan resmi, dalam game apapun yang dimana ayah dan anak bisa bertemu. Namun, bukan berarti di masa depan nanti hal tersebut tidak bisa terjadi.
Faker, salah satu pemain profesional esports paling terkenal sedunia baru saja membahas topik ini. Melihat ke masa depan, Faker sepertinya tidak tertarik untuk membawa anaknya menjadi pemain esports profesional, terlebih lagi untuk League of Legends. Memiliki karir selama lebih dari satu dekade, Faker punya alasannya sendiri kenapa dia tidak mau memaksa anaknya untuk menjadi pemain profesional.
BACA JUGA: Riot Akhirnya Beri Voiceline Kepada Para Champion Mute di Legends of Runeterra!

“Saya tidak akan memaksa anak saya atau mengajarinya untuk bermain League of Legends, karena saya telah menjalani hidup sebagai pemain profesional, dan saya tahu betapa sulitnya hal ini,” jelasnya lewat Sheep Esports. Alasan yang cukup singkat, padat dan jelas, tapi juga masuk akal. Banyak orang mungkin tidak mengetahui kalau berkarir sebagai pemain profesional esports bukan hanya sekedar bermain game saja.
Berkarir selama lebih dari 10 tahun, tentu memiliki efeknya sendiri untuk Faker, dan dia tahu semua sisi yang ada dalam industri ini, baik itu yang baik dan yang buruk. Dari pengalamannya sendiri, Faker mengetahui kalau menjadi pemain profesional tidak selalu menyenangkan. Kekalahan dalam turnamen sudah biasa, tapi masih ada banyak hal yang tidak diketahui oleh publik, seperti latihan yang ketat dan sebagainya.

League of Legends adalah salah satu game yang ranah esportsnya sangatlah sukses, dan bisa berjalan dengan sangat panjang. Ranah kompetitif dari game ini sudah berjalan selama lebih dari 10 tahun, dan sekarang telah memasuki umur ke 15. Jadi, jikalau ada game esports yang bisa bertahan selama dua generasi, maka League of Legends bisa menjadi kandidat kuat untuk keluar sebagai game pertama yang bisa melakukannya.