Bagi kalian yang sudah aktif mengikuti perkembangan ranah esports dan industrinya, pasti tahu betapa sulitnya untuk satu game bisa bertahan, atau sampai bisa menguntungkan. Ada banyak game besar yang didukung langsung oleh pihak developer mereka, masih tetap kesulitan dan bahkan gagal. League of Legends bukanlah salah satunya, tapi hal tersebut baru berlaku untuk level tertinggi saja.
League of Legends adalah esports nomor satu yang ada di industrinya sekarang ini, hal ini bisa kalian lihat dari cakupan peminat, jumlah penonton, market value dan lainnya. Namun, kesuksesan tersebut baru bisa dirasakan dengan nyaman oleh mereka para pelaku tier 1 esports game ini. Sedangkan untuk tier 2 masih belum bisa sebesar itu, dan hal ini juga diakui oleh pihak Riot.
BACA JUGA: Riven & Caitlyn Jadi Kandidat Terkuat Menjadi Champion Selanjutnya di 2XKO!

Berbicara kepada Dot Esports, Chris Greeley selaku global head of esports dari League of Legends menjelaskan kesulitannya untuk bisa membuat tier 2 berjalan sesuai harapan. Ada banyak masalah yang sekarang ini harus mereka selesaikan, dan bukan masalah yang kecil juga. Namun, timnya masih terus aktif untuk mencari solusi, yang mungkin saja akan efektifk di masa depan nanti.
“Tier 2 adalah area yang kita masih belum bisa menatanya dengan baik, saya tidak yakin bisa mengatakan kalau tier 2 sudah terasa sustain dan tim serta pemain bisa merasa aman di level ini. Masih ada banyak masalah, yang untuk sekarang kita belum bisa memberikan jawaban yang bagus, tapi kita masih terus bekerja untuk mencari solusinya bagi mereka,” jelas Chris kepada Dot Esports.

Mulai dari masalah peminat yang tidak besar, membuat sponsor sulit untuk tertarik dan sponsor sendiri merupakan bagian penting dalam ekosistem esports. Selain itu, dominasinya regional tertentu ikut menjadi faktor, sebagai contoh Korea Selatan mungkin saja punya tier 2, tapi hal yang sama tidak bisa dikatakan untuk regional lain. Hanya saja, untuk sekarang tim esports Riot masih belum menyerah untuk mencari solusi dan cara mengatasinya.