Trending News

Blog Post

5 Pemain Pro Ini Dianggap Underrated, Siapa Saja?
Esports, League of Legends

5 Pemain Pro Ini Dianggap Underrated, Siapa Saja? 

Kancah esports League of Legends sudah eksis selama belasan tahun, selama belasan tahun itu juga pemain datang dan pergi. Beberapa pemain meninggalkan impresi yang cukup besar untuk dikenal sampai saat ini, namun ada juga pemain underrated yang namanya tertutupi pemain-pemain besar pada masanya, padahal mereka memiliki skill yang sama tingginya.

Kira-kira siapa saja pemain paling underrated dalam sejarah esports League of Legends?

PraY

Kim “PraY” Jong-in adalah pemain yang mengukir namanya dalam sejarah esports League of Legends bersama ROX Tigers. Selain menjadi bagian besar dalam series terbaik di League of Legends, PraY juga dikenal sebagai ADC yang sangat luar biasa dengan gaya bermain agresif, bahkan tidak sedikit yang menyebutnya Sniper atau penembak jitu karena akurasinya.

Banyak pengamat esports mengatakan bahwa jika tidak ada Faker di ranah esports League of Legends, mungkin PraY akan menjadi juara Worlds selama beberapa tahun bersama dengan roster emas ROX Tigers tahun 2016.

Imp

Sama seperti PraY, Gu “imp” Seung-bin juga merupakan seorang ADC, ia mulai dikenal di League of Legends setelah memenangkan Worlds tahun 2014 bersama dengan Samsung White. Kini, imp diabadikan sebagai SSW Twitch dengan penampilan kacamata bulat yang ia gunakan saat itu.

Saat di masa primanya, imp berada di kaliber yang jauh di atas ADC manapun, bahkan di Worlds 2014 ketika ia melaju bersama Samsung White dan mencatatkan dua dari tiga pentakill yang terjadi dalam turnamen itu.

Gogoing

Pernahkah kalian berpikir, kenapa banyak toplaner profesional yang menggunakan Renekton? Gao “Gogoing” Di-Ping adalah alasannya. Dikenal sebagai bapak Renekton sekaligus chad-nya League of Legends, Gogoing hanya kalah satu kali saat menggunakan Renekton, dan ia bermain selama kurang lebih tiga tahun bersama tim Oh My God. Karena kepiawaiannya memainkan Renekton, para toplaner dipaksa mempelajari sang buaya lebih dalam.

Saat aktif sebagai pemain, tidak ada yang meragukan kemampuan Gogoing sebagai seorang toplaner. Sayangnya, ia harus terbebani dengan tim yang tidak setingkat dengannya, menghambat Gogoing untuk meraih gelar juara di turnamen internasional.

MadLife

Jika kalian bermain support dan mengikuti perkembangan esports League of Legends, nama Hong “MadLife” Min-gi harusnya sudah tidak asing lagi. Dikenal sebagai dewanya Thresh bahkan bapak support modern, Madlife hadir di masa support disebut sebagai role yang membosankan, namun ia menunjukkan bahwa fakta berkata sebaliknya, support merupakan sesuatu yang nampak seru di tangannya.

Tanpa butuh waktu lama, MadLife mengubah persepsi pemain tentang role support dari role membosankan dan sepele menjadi salah satu role paling penting di League of Legends.

Moscow Five

Dari timur kita beralih ke barat. Tapi kali ini bukan pemain melainkan tim. Moscow Five atau M5 merupakan salah satu ancaman terbesar dalam turnamen internasional maupun regional pada awal perkembangan esports League of Legends. Melihat rekor yang M5 raih dalam berbagai turnamen, memang terlihat jelas tim asal Rusia itu berada di kelas yang berbeda dibanding tim-tim lain pada masanya.

Selama berkompetisi, Moscow Five dikenal sebagai tim yang seimbang, dimana pemain di tiap posisi yang memiliki keunikan tersendiri pada masa itu, Darien yang bermain sebagai tank murni di toplane, Diamondprox yang memperkenalkan konsep invade, Alex Ich sebagai assassin mematikan, Genja sebagai ADC yang unik, serta GoSu Pepper atau Edward yang setara dengan support dari timur.

Sulit untuk memilih satu dari lima pemain ini, sebab semua pemain Moscow Five merupakan pionir dari berbagai strategi yang sekarang kita anggap lumrah di League of Legends seperti counter jungling, roaming support, dan masih banyak lagi.

Menurut kalian, siapa lagi pemain underrated di skena profesional League of Legends?

Related posts

Leave a Reply

Required fields are marked *