Perilaku pemain adalah salah satu masalah besar yang dihadapi semua game kompetitif, terutama League of Legends yang dikenal sebagai salah satu atau bahkan game dengan pemain paling toxic yang pernah ada. Riot Games pun sudah melakukan banyak hal, seperti implementasi sistem Honor, deteksi AFK, dan baru-baru ini mereka akan segera merilis sistem deteksi griefing bersama season selanjutnya.
Riot Games sempat menyinggung sistem deteksi griefing ini dalam sebuah blog, namun diskusi mengenai kedatangan sistem baru ini kembali mengemuka setelah Phreak, Game Designer sekaligus mantan caster League of Legends menggemborkan sistem ini yang mana ia menyebut sistem ini sangat efektif.
Baca Juga: Jangan Toxic, Riot Games Ungkap Perubahan Besar Sistem Honor League of Legends
Meski begitu, komunitas tetap merasa skeptis tentang fitur ini, menjaga harapan mereka tetap rendah sebagai bentuk jaga-jaga jika sistem deteksi yang ditawarkan masih memiliki celah-celah besar yang bisa dimanfaatkan pemain dengan niat buruk.
Riot Games sendiri menjelaskan bahwa sistem deteksi baru ini bisa mendeteksi apakah pemain melakukan aksi-aksi yang merusak pengalaman bermain pemain lainnya, seperti berlarian di base untuk mengakali sistem deteksi AFK. Mereka juga sudah mencoba sistem deteksi ini di live server untuk memastikan sensitivitas sistem deteksi baru ini tetap tinggi namun tidak mendeteksi hal yang tidak diinginkan.

Setelah peluncuran sistem deteksi baru ini, Riot Games memperkirakan setidaknya akan ada peningkatan jumlah ban sebanyak 10 kali lipat atas perilaku yang merusak kualitas pertandingan dibandingkan saat ini. Tidak hanya itu, pemain yang melakukan report juga akan mendapat feedback atas laporan yang mereka layangkan, sebab tidak ada perasaan yang lebih nikmat dibandingkan melihat pemain toxic mendapat hukuman sepantasnya.
Sistem ini akan meluncur di patch 25.09 pada tanggal 30 April mendatang.