Pada saat artikel ini ditulis, squad Vivo Keyd baru saja gugur dari turnamen Worlds 2025. Squad mayoritas pemain Brazil ini harus angkat koper setelah kalah atas Bilibili Gaming dengan skor 2-0 dalam babak swiss ronde keempat. Hasil yang cukup mudah untuk diprediksi, karena Vivo Keyd datang dari regional yang sering kali dinilai lemah. Hal tersebut ternyata bukan hanya berlaku untuk penonton, tapi juga pemain.
Berbicara kepada Daily Esports, head coach Christopher “SeeEl” Lee menjelaskan kalau sebelum Worlds berlangsung, timnya kesulitan untuk mendapatkan tim scrim atau pertandingan latihan. Alasannya karena kebanyakan tim menilai kalau Vivo Keyd terlalu lemah, alhasil mereka tidak melihat ada banyak manfaat untuk melakukannya. Bukan hanya itu, tapi karena squad ini yang diperburuk dengan durasi terbang ke Tiongkok yang lebih lama juga.
BACA JUGA: Riot Konfirmasi Wild Rift Console 100% Tidak Dilanjutkan!
“Melihat bagaimana buruknya kita bermain di babak swiss (2 ronde), cukup natural bagi tim lain untuk menolak melakukan scrim bersama kita. Saya bahkan harus datang ke ruangan tim lain satu per satu untuk mengajak mereka bermain dengan kita, bahkan hanya untuk satu scrim saja. CTBC Flying Oyster akhirnya membantu, dan tim campur dari Tiongkok (pemain asal Tiongkok, tapi berasal dari berbagai tim) juga ikut membantu kita juga,” jelasnya.
Lee juga menjelaskan kalau Vivo Keyd harus terbang dari Brazil ke Tiongkok yang durasinya tidak sebentar. Mereka harus menghabiskan kurang lebih 50 jam bepergian untuk sampai ke Tiongkok dari Brazil, dan hanya punya 2 hari sebelum turnamen dimulai. Hal ini tentu ikut mendorong lagi kondisi Vivo Keyd, karena tim lain sudah berlatih lebih duluan, sedangkan squad ini baru saja menyesuaikan tempat baru.
Pada hasil akhirnya, Vivo Keyd sendiri harus gugur di ronde keempat babak swiss setelah kalah 2-0 atas Bilibili Gaming. Hanya saja, walaupun disebut sebagai regional paling lemah, Vivo Keyd berhasil mengugurkan dulu PSG Talon dari Pacific di ronde ketiga. Skor akhir untuk squad ini mengarah kepada 1-3, dan tentu saja setelah satu tim mendapatkan tiga kali kekalahan, itu artinya mereka gugur.
