Liga esports divisi dua League of Legends di Amerika, North American Challengers League (NACL) memperkenalkan format baru bernama Fearless Draft menjelang dimulainya musim kompetisi 2024.
Fearless Draft adalah format di mana ketika satu champion sudah dimainkan dalam satu game, champion tersebut tidak bisa dimainkan di game berikutnya.

Sebagai contoh, apabila satu tim mem-pick Caitlyn di game pertama dari series best of three, maka Caitlyn tidak bisa digunakan lagi di game selanjutnya oleh tim yang sama. Perlu dicatat juga bahwa semua tim tetap mendapat fase ban-pick di tiap game seperti format biasa.
Penggunaan format ini menuntut semua tim peserta NACL untuk beradaptasi dan memperluas champion pool mereka, mendorong pemain untuk mempelajari lebih banyak champion, bukan hanya champion meta saja.
Hal ini juga mendorong pemain untuk menggunakan pocket pick mereka, champion yang mereka kuasai namun tidak dianggap meta. Sebagai contoh, SofM dengan tank Rengar dalam Worlds 2020.
Ini bukan kali pertama liga esports League of Legends menggunakan format Fearless Draft. Sebelumnya, liga divisi dua di Tiongkok, League of Legends Development League (LDL) sudah menggunakan format ini.
Meski terdengar menarik di atas kertas, Fearless Draft juga memiliki beberapa kekurangan.
Karena jumlah champion yang harus dipahami pemain, banyak pertandingan dalam series mengalami penurunan kualitas setelah game pertama di mana tiap tim menggunakan pick meta seperti biasa.
Game kedua dan ketiga menjadi saat di mana tim mulai dipaksa berpikir kreatif dan menggunakan champion yang belum tentu mereka kuasai. Alhasil, momen seperti misplay dalam teamfight bisa terjadi.
Apabila format ini sukses menarik perhatian dan ketertarikan penonton dan mendongkrak penonton esports League of Legends di Amerika Utara, digunakannya Fearless Draft ke LCS bisa menjadi kemungkinan.