Walaupun sudah punya banyak rekor sepanjang karirnya, baik itu individual maupun tim, Faker masih belum puas dengan semua pencapaiannya sejauh ini. Belum lama ini, satu rekor baru telah kembali dia amankan, yakni berhasil menjadi pemain pertama yang mendapatkan 1000 kill dalam turnamen internasional. Sepanjang karirnya, Faker sendiri sudah menghadiri banyak turnamen internasional, alhasil bisa berada di titik ini.
Pencapaian ini berhasil Faker dapatkan ketika bertanding melawan rival utama mereka yakni Gen.G pada babak upper bracket final MSI 2025. Bermain dari berbagai turnamen internasional, mulai dari MSI sampai ke Worlds akhirnya angka 1000 berhasil dia raih. Angka ini juga tentu ikut mencatat banyaknya solo kill yang berhasil dia amankan, begitupun dengan semua hasil kerja sama tim.
BACA JUGA: Baru Menjuarai VCT Masters, Paper Rex Jelaskan Kekuatan Timnya Belum 100%
THE GOAT.
— LoL Esports (@lolesports) July 10, 2025
Congratulations to @Faker on being the first player to achieve 1000 international kills! pic.twitter.com/Nzik17atxe
Angka 1000 kill terdengar sangat gila, apalagi jika kalian membandingkannya dengan pemain nomor kedua dalam daftar ini. Pemain kedua yang masuk ke dalam hall of legends yakni Uzi, merupakan pemain kedua juga yang ada dalam daftar pencapaian ini. Menariknya, angka yang berhasil dia capai di turnamen internasional hanyalah 350 kill, dan dia sudah memutuskan untuk pensiun tahun kemarin.
Jadi, angka 1000 kill ini seakan hampir mustahil untuk bisa dipecahkan, atau bahkan disusulpun sudah sangat sulit. Mengingat posisi kedua saja masih sangat jauh, butuh 3x lipat lagi untuk Uzi bisa mendapatkan angka yang sama dengan Faker. Semua pencapaian dari Faker ini juga bisa dijadikan sebagai bukti betapa konsistennya pemain satu ini untuk bermain di kancah internasional.

Semenjak bermain sebagai pemain profesional pada tahun 2013 yang lalu, sudah ada 12 tahun semenjak Faker bermain di kancah tertinggi. Perjalanannya tentu tidak mulus, tapi satu hal yang pasti, karirnya sangat gemilang juga. Apa yang menjadikan rekor ini lebih menarik, mengarah kepada karirnya yang selalu bermain untuk T1. Belum pernah bermain untuk tim lain, tapi setia kepada satu organisasi.