Belum lama ini G2 Esports kembali memenangkan titel LEC mereka, kemenangan yang kesebelas dalam sejarah tim serta melanjutkan winstreak gelar juara mereka yang kelima selama beberapa tahun terakhir.
Namun kemenanngan G2 Esports ini malah mendatangkan sorotan ke Fnatic, lawan mereka di grand final. Pasalnya, Fnatic memiliki keunggulan besar dalam tiga game yang dijalani di babak final.

Namun, mereka gagal menjaga keunggulan tersebut dan seakan melakukan throwing, tidak hanya sekali namun tiga kali.
Pasca series yang disebut salah satu series terburuk dalam sejarah League of Legends Eropa ini, akun X LolEsportStats menemukan fakta unik terkait G2 Esports.
Kings of comeback:
— LoLEsports Stats (@LoLEsportsStats) July 28, 2024
In the past two days @G2League played seven games, out of which they won 6.
In all their wins they were behind in gold at 14 minutes! #LEC pic.twitter.com/d98KNhOCIo
Dalam 7 laga terakhir, G2 Esports hanya kalah sekali, dan kekalahan itu terjadi ketika mereka memiliki keunggulan gold saat menit ke-14. Sisanya, G2 Esports selalu memenangkan pertandingan saat mengalami kekurangan gold.
Fakta ini menimbulkan beberapa pertanyaan di komunitas terkait tim-tim yang bertanding di LEC. Tim-tim Eropa seakan memiliki sebuah mental block saat berhadapan dengan G2 Esports, namun tidak sedikit yang mengatakan G2 Esports memang berada di kelas yang berbeda dibandingkan tim LEC lainnya.

Hal ini juga melahirkan kekhawatiran terkait performa G2 Esports di Worlds 2024 mendatang. Meskipun sudah jauh dari era superteam, tim yang dikepalai Rasmus “Caps” Winther ini tetap menjadi harapan sebagai tim yang akan mengembalikan kejayaan di skena League of Legends dunia barat.