Jasa boosting atau yang lebih akrab dikenal dengan istilah joki adalah masalah yang lekat dengan game kompetitif, semua pengembang game kompetitif dengan sistem rank mengalami masalah ini, tidak terkecuali Riot Games.
Tetapi berbeda dari yang lain, Riot Games menganggap jasa joki lebih serius, ada beragam sanksi yang bisa diterima pemain jika ketahuan menggunakan jasa joki atau menawarkan jasa tersebut.
Syarat dan Ketentuan Riot Games bahkan secara terang-terangan menyebut bahwa mereka melarang adanya campur tangan pihak ketiga yang memberikan keunggulan bagi pemain yang menggunakannya. Pihak ketiga di sini merujuk pada script serta jasa boosting atau joki.

Apabila pemain melanggar poin tersebut, pemain bisa mendapat sanksi berupa penangguhan akun atau banned. Peraturan ini berlaku untuk semua lapisan pemain mulai dari pemain biasa hingga pemain profesional.
Beberapa pemain profesional bahkan pernah terjerumus kasus boosting atau joki, salah satunya adalah Yu “XiaoWeiXiao” Xian mantan pemain profesional yang sempat bermain untuk tim Royal Club dan Team Impulse. Alhasil, sang pemain dilarang bertanding selama beberapa tahun.

Sebagai langkah lanjutan, Riot Games juga sudah mengimplementasikan berbagai cara untuk mendeteksi pemain yang terindikasi menggunakan jasa joki, mulai dari pengamatan perilaku dan aktivitas akun pemain hingga algoritma untuk mendeteksi pola mencurigakan yang menunjukkan akun pemain digunakan oleh orang lain.

Secara kesuluruhan, Riot Games menganggap boosting atau joki sebagai masalah yang sangat serius. Selain potensi terjadinya pencurian akun, pemain yang menggunakan jasa joki juga akan menurunkan kualitas pertandingan di rank hasil jokinya. Apabila pemain ketahuan menggunakan joki, bukan tidak mungkin Riot Games langsung mem-ban akun pemain tersebut.
Pikir baik-baik sebelum kalian membeli jasa joki, apa kalian rela mengeluarkan uang jika akun kalian juga ikut hilang setelah digunakan oleh penjoki?