Jika kalian suka dengan ranah esports League of Legends, kalian pasti tahu kalau Tiongkok merupakan salah satu region paling besar dan sukses. Selain Korea Selatan dan LCK, LPL dan Tiongkok adalah negara paling kompetitif dari game ini. Saking besarnya game ini di sana, pemerintah negeri tirai bambu tersebut pun sudah mulai menggunakan regulasi atau peraturan baru yang mengatakan kalau League of Legends termasuk ke dalam “olah raga” biasa.
Tentu saja ada perbedaan antara esports dan sports biasa, esports lebih mengarah kepada game yang menggunakan teknologi. Berbeda dengan sports biasa, dimana olah raga yang dilakukan lebih mengarah ke cara yang tradisional dan kalian akan lebih banyak latihan fisik. Namun, walaupun keduanya berbeda, tujuannya masih sama sebagai sebuah olah raga, dan pemerintah Tiongkok setuju akan hal tersebut.
Puncaknya ada pada acara Asian Games di mana esports sudah diajak sebagai cabang olah raga yang resmi. Itulah kenapa, walaupun berbeda dengan sports biasa, regulasi yang berlaku masih tetap sama antar keduanya. Itu artinya, para atlit dari esports game harus mengikuti peraturan yang sama seperti atlit olah raga pada umumnya. Salah satu peraturan paling unik yang berlaku adalah, IGN atau nickname game sekarang harus diganti menggunakan nama asli dari si atlit.
Bukan hanya itu saja, sekarang ketika ada turnamen yang disiarkan dari esports, pemerintah Tiongkok harus memberikan izin broadcast. Jadi, setiap kali ada streaming sebuah turnamen, LPL contohnya maka developer dari game tersebut harus meminta izin terlebih dahulu ke pemerintah Tiongkok agar bisa disiarkan secara legal. Tentu saja peraturan ini berlaku kepada game yang masuk ke Asian Games, jadi selain League of Legends ada juga Honor of Kings dan PUBG Mobile.