Setelah mendapat tanggapan dari komunitas, Riot Games memutuskan untuk merombak kebijakan mereka terkait mengganti Summoner Name yang akan disamakan dengan Riot ID.
Awalnya, Riot Games mengumumkan transisi dari Summoner Name ke Riot ID pada pertengahan bulan Oktober lalu, namun pengumuman transisi ini mendapat beragam respon dari komunitas League of Legends.

Salah satu topik yang kerap disebut adalah kemungkinan pemain meniru nama pemain profesional atau content creator dan bertingkah negatif untuk membuat tuduhan palsu terhadap pemain tersebut.
Selain kekhawatiran mengenai akun pemain palsu, pemain diharuskan membayar sebesar 10 Dollar Amerika atau sekitar 150 ribu Rupiah untuk mengganti nama mereka, yang mana sebelumnya pemain bisa membayar menggunakan Blue Essence.
Setelah mendengarkan banyaknya keluhan dari komunitas, Riot Games merombak kebijakan mereka terkait Riot ID agar lebih sesuai dengan keinginan pemain.

Salah satu perubahan yang disambut baik dari kebijakan baru ini adalah mengubah biaya yang dibutuhkan untuk mengubah Riot ID dari yang sebelumnya 10 Dollar Amerika menjadi gratis.
Frekuensi mengganti nama juga dipersingkat dari yang awalnya hanya bisa dilakukan sekali dalam setahun, kini bisa dilakukan tiap 3 bulan atau tiap 90 hari.

Riot Games juga menambahkan fitur di mana jika ada pemain dengan nama yang sama dalam satu pertandingan, hashtag kedua pemain akan terlihat di scoreboard.
Misalnya ada dua pemain bernama Yasuo, di scoreboard akan tertulis Yasuo#9999 serta Yasuo#GGEZ untuk membedakan keduanya.
Terkait kecemasan mengenai pemain yang meniru pemain profesional, Riot Games tengah mengerjakan solusi yang memungkinkan pemain profesional dan content creator mendapat tanda khusus.
Transisi dari Summoner Name menuju Riot ID tetap akan dilakukan pada tanggal 20 November 2023 mendatang.