Summoners Rift adalah map utama League of Legends, menawarkan pengalaman MOBA 5v5 yang kita kenal dari dulu sampai sekarang. Namun, selain Summoners Rift, League of Legends juga punya map khusus yakni Howling Abyss di mana pemain tetap diajak bertanding dengan format 5v5 namun hanya memiliki satu lane yakni mid. Mode ini akhirnya kita kenal dengan All Random All Mid atau ARAM.
Meski bukan mode utama League of Legends, ARAM kini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari MOBA tersebut, bahkan tidak sedikit juga playerbase League of Legends yang eksklusif memainkan ARAM saja karena durasi dan intensitas teamfight yang ditawarkan.
Pernahkah kalian bertanya-tanya, bagaimana ide untuk mode ARAM muncul? Jika iya, Riot Games memberi jawabannya lewat sebuah video Dev Doodles yang kembali setelah sekian tahun lamanya.
Baca Juga: Penantian 9 Tahun, Winter Map Kembali ke League of Legends!
Kemunculan ARAM dimulai dari sebuah acara bernama Thunderdome, sebuah acara sejenis hackathon atau game jam internal di lingkup Riot Games, di mana ada beberapa tim terbentuk dan mereka diperbolehkan membuat proyek apapun yang mereka inginkan.
Tentu saja, sebagai acara internal, tidak banyak karya Thunderdome yang mengemuka ke publik, namun ARAM adalah salah satu hasil Thunderdome yang kini menjadi bagian penting di League of Legends. Pada saat itu, mode tersebut sudah eksis sebagai custom game di mana pemain akan terjun ke Summoners Rift dengan aturan yang sudah ditetapkan.

Namun ARAM di masa ini terbilang ribet untuk dimainkan, sebab ada banyak langkah yang harus dilewati seperti membuat room sendiri, memastikan semua pemain paham aturan ARAM, memastikan pemain tidak melanggar aturan yang ada, dan masih banyak lagi. Salah satu tim di Thunderdome 2012 akhirnya membuat mode khusus di mana pemain bisa langsung terjun tanpa harus melewati tahap-tahap panjang yang diperlukan untuk mempersiapkan mode ARAM pada saat itu.
Di akhir periode Thunderdome 2012, proyek ARAM menang mudah. Namun, butuh waktu lebih lama sebelum ARAM mendapat lampu hijau untuk dikerjakan untuk League of Legends, bahkan durasi pengerjaan mode ini terbilang sangat singkat, hanya enam minggu, belum lagi rintangan yang dihadapi tim saat bekerja dengan engine League of Legends yang pada saat itu sangat berantakan, spaghetti code yang jauh lebih parah dibandingkan saat ini.

Memasuki minggu kelima, ARAM masih dalam kondisi yang belum pantas untuk diluncurkan, tetapi perubahan kecil berupa pengurangan death timer ternyata menjadi kunci yang dibutuhkan untuk membuat ARAM jauh lebih menyenangkan untuk dimainkan. Dengan waktu yang semakin sedikit, tim mulai menancap gas untuk mengatasi bug yang ada sebelum akhirnya mode tersebut diluncurkan pada tanggal 29 Juni 2012.
Itu tadi adalah cerita singkat bagaimana sebuah event game jam di lingkup internal Riot Games sukses melahirkan mode baru yang kini menjadi satu-satunya mode permanen di League of Legends, memiliki playerbase besar secara konsisten sepanjang masa hidupnya, sekaligus menawarkan pengalaman yang berbeda dibandingkan 5v5 di Summoners Rift.
Seberapa sering kalain memainkan mode ini?