Sudah menjadi jadwal tetap bagi Riot untuk merilis skin baru setiap kali ada patch baru selama dua minggu sekali. League of Legends sendiri sudah melakukannya selama bertahun-tahun, dan setiap kali Riot merilis skin baru, biasanya respon komunitas akan positif. Namun, dari diskusi belum lama ini yang dilakukan lewat forum Reddit, komunitas League of Legends memperdebatkan kualitas dari skin baru dan lama.
Dalam diskusi yang dilakukannya kemarin, komunitas menentukan apakah skin baru itu lebih bagus daripada yang lama. Seharusnya, jika kita melihat perkembangan teknologi yang ada, dan tim kreatif Riot yang sudah semakin besar, maka skin baru akan menang dari segi kualitas. Namun, hal tersebut sepertinya kurang disetujui oleh komunitas, karena mereka lebih memilih skin lama.
Salah satu champions yang diperbincangkan dalam diskusi ini adalah Aurelion Sol, dimana komunitas membandingkan skin lama dan barunya. Aurelion Sol sendiri baru saja mendapatkan skin baru berkat Porcelain kemarin, dan skin ini kelasnya Legendary. Setelah dibandingkan dengan skin yang lamanya seperti Strom Dragon dan Ashen Lord, komunitas lebih cenderung memilih yang lama.
Ashen Lord dirilis pada tahun 2016, sedangkan Storm Dragon pada tahun 2020 dan keduanya terlihat lebih detail jika dibandingkan dengan Porcelain yang dirilis minggu kemarin. Komunitas beragumen kalau skin yang sekarang itu kurang jelas dari segi teksture, dan detail yang diberikan tidak sebagus skin lama. Salah satu orang bahkan mengatakan kalau penurunan kualitas ini bisa terjadi karena Riot yang lebih memilih kuantitas dibanding kualitas.
Jika kita melihat dari segi bisnis, tentu saja kuantitas akan jauh lebih menguntungkan dibanding berfokus ke kualitas. Apalagi dengan cara ini, hampir semua champions setidaknya akan mendapatkan satu skin baru setiap tahunnya. Namun, dari sisi positif tersebut, kalian juga akan menemukan sisi negatif, yang dimana skin Legendary baru saja kualitasnya kalah dengan skin lama yang biasa.
