Belum lama ini liga esports League of Legends di seluruh dunia mulai berjalan, penonton bisa menyaksikan bagaimana tim-tim menyesuaikan diri dengan musim baru League of Legends. Sayangnya, ada satu mekanik baru yang dirasa membuat pertandingan esports nampak membosankan di season 15 ini.
Mekanik yang dimaksud adalah objective baru di season 15, Atakhan. Rasa kesal komunitas terhadap Atakhan ditujukan ke buff yang diberikan oleh Voracious Atakhan, di mana tim pemenang akan mendapat buff berupa satu kali revive. Efek ini akan aktif ketika pemain di tim pemilik buff mati, mereka akan dihidupkan kembali di base tanpa harus menunggu respawn timer.
Baca Juga: Season 2025 Datangkan Atakhan Sebagai Monster Baru League of Legends

Kenapa buff ini membuat penonton kesal? Pasalnya, mekanik untuk hidup kembali, meski hanya sekali, memastikan kemenangan tim tersebut dalam teamfight. Biasanya, teamfight di ranah esports adalah momen krusial, di mana tiap tim harus merencanakan betul-betul kapan harus mulai menyerang dan melarikan diri.
Tetapi, dengan mekanik baru dari Atakhan, tim pemilik buff hanya perlu terjun dan memberi damage sebesar mungkin tanpa memperhatikan HP dan strategi. Lagipula, mereka masih punya satu kesempatan lagi untuk bertarung menggunakan revive dari Atakhan. Dengan META-nya Summoner Spell Teleport, yang perlu pemain lakukan hanya menggunakan Teleport untuk terjun kembali ke teamfight.

Ketika mereka kembali ke teamfight setelah revive, tim musuh pasti tidak punya HP yang tersisa untuk terus melanjutkan pertempuran, apalagi memperebutkan objective. Alhasil, tim pemilik buff Atakhan tetap keluar sebagai pemenang, bahkan ketika tim musuh mendapat Ace.
Komunitas menawarkan beberapa solusi atas masalah ini, salah satunya adalah menjadikan buff revive Atakhan berjumlah terbatas dan harus diambil layaknya Rift Herald, ada juga yang menyarankan perubahan yang jauh lebih drastis yaitu memberikan buff tersebut untuk satu pemain saja alih-alih satu tim.