Jika kalian aktif mengikuti perkembangan esports League of Legends, kalian mungkin sedang diramaikan dengan banyaknya berita tentang T1 dan serangan DDoS yang mereka alami. Serangan ini sudah berlangsung selama berbulan-bulan, bahkan ketika MSI sedang berlangsung, Faker dan kawan-kawan masih terus mengalami masalah ini.
Masalah yang tentu harus ditanggapi dengan serius, karena pihak T1 jelas dibuat rugi karenanya. Belum lama ini, T1 kembali merilis sebuah pernyataan kalau mereka sudah mulai kesulitan menghadapi masalah ini, dan sampai sekarang masih merasa rugi karenanya. Alhasil, Riot diminta untuk turun tangan dan membantu menyelesaikan masalah ini sampai tuntas.
BACA JUGA: Mini-Games Aurora Jadi Cara Pertengahan Riot Perkenalkan Champions Baru!
Hey folks,
— Andrei van Roon (@RiotMeddler) June 10, 2024
I wanted to give an update on recent attacks on players’ streams in Korea. These are really frustrating for everyone and we completely understand why T1 has shut down streams for now. We’re working closely with them to create a safe playing and streaming environment.…
Riot Meddler sendiri bahkan yang akhirnya angkat suara terkait permasalahan ini, pertama dia mengatakan kalau kondisi ini sudah mulai mereka mengerti. Riot juga mengkonfirmasi kalau mereka sudah bekerja sama dengan T1 untuk mencari solusinya, agar pihak T1 bisa kembali beroperasi dengan normal, termasuk melakukan livestream scrim tanpa perlu takut adanya serangan DDoS.
Namun, Meddler juga mengatakan kalau serangan terbaru yang dialami oleh T1 berbeda kasusnya dengan yang sudah-sudah. Lewat adanya perubahan ini, maka pihak Riot juga kembali harus mengatur waktu dan mencari solusi yang baru juga. Kabar baiknya, Meddler mengkonfirmasi kalau permasalahan ini sudah menjadi prioritas utama bagi mereka, agar semuanya bisa kembali normal lagi.

Permasalahan ini memang bukan datang dari Riot dan tidak diinginkan juga oleh pihak T1. Serangan DDoS ini datang dari pihak yang tidak suka dengan T1, entah dengan apa alasan yang mereka gunakan. Bukan hanya T1 yang dirugikan, tapi ekosistem League of Legends di Korea Selatan juga kembali dipertanyakan, karena ada banyak pemain yang ikut merasa tidak nyaman.