Sebuah kabar kurang menyenangkan datang dari ranah esports League of Legends Tiongkok, LPL, salah satu pemain di tim peserta liga tersebut terjerat kasus pelecahan. Pemain tersebut adalah Cui “Shanks” Xiao-Jun, midlaner tim Anyone’s Legend yang belum lama ini berpartisipasi di Mid-Season Invitational 2025 serta Esports World Cup 2025.
Kasus pelecehan initerjadi dalam sebuat stream yang melibatkan beberapa pemain dan mantan pemain LPL, mulai dari Li “LP” Fei, Xie “ICON” Tian-Yu, Li “Mole” Hao-Yan, Hu “Ale” Jia-Le, dan Han “Smlz” Jin. Dalam stream tersebut, para pemain membahas tentang legalitas pekerja seksual di Tiongkok, yang mana pemain-pemain tersebut menghabiskan waktu kurang lebih dua jam melecehkan content creator wanita yang tidak setuju dengan opini mereka, bahkan mengatakan ancaman pembunuhan.
Baca Juga: Pro Player Sebut League of Legends Sekarang Terlalu Balanced, Kenapa?
The debate is about whether it’s okay for women to do s3x work and the players think it’s fine and attack the girl who opposed.
— Yuuu (@tttttyuc) August 8, 2025
Shanks harassed her in the chat: “To watch you, I can’t work tomorrow and can’t afford a meal. Can you buy me a meal? I work on construction site. Can… pic.twitter.com/HS10pPePlC
Ketika Shanks datang dan masuk dalam stream ini, pemain yang lain sudah beralih dari topik diskusi tersebut dan lebih memilih untuk melancarkan penghinaan. Shanks sendiri terus menanyakan alamat tempat tinggal wanita tersebut, namun hal ini sudah memasuki ranah pelecehan seksual.
Menyusul insiden tersebut, pihak tim Anyone’s Legend bergerak cepat dengan menjatuhkan sanksi untuk Shanks, yakni pemotongan bonus gaji selama tiga bulan. Namun, komunitas merasa hukuman itu terlalu ringan jika dibandingkan dengan tindakan pelecehan yang sudah ia lakukan dalam stream tersebut, sehingga banyak yang menuntut hukuman lebih berat bagi Shanks dan LP, mengingat keduanya adalah pemain LPL yang masih aktif.

Sementara itu, Riot Games sudah mengetahui kejadian tersebtu dan saat ini sedang bekerja sama dengan LPL untuk mengamati situasi dan mendukung tindakan lanjutan yang dibutuhkan. Namun untuk saat ini, Riot Games belum punya tambahan informasi untuk diumumkan.