Layaknya tim sepak bola, basket, dan olahraga lainnya, fans sebuah tim esports biasanya didominasi oleh penggemar laki-laki. Tetapi, jika kita melihat tim League of Legends paling populer, T1, fakta mengatakan kebalikannya, lebih banyak fans T1 perempuan dibandingkan laki-laki, bahkan perbandingannya pun cukup besar.
Berdasarkan data yang diambil dari stream para pemain T1 yang terdiri dari Oner, Faker, Gumayusi, dan Keria, keempat pemain itu menggaet mayoritas penonton dari kaum perempuan dan hanya sedikit dari kaum lak-laki. Bahkan, dalam kasus Gumayusi, lebih dari 90 persen penontonnya adalah perempuan.
t1 streams viewers demographics
— 페냥이 (@avisbleus) November 28, 2024
oner – 13.2% male / 86.8 female
faker – 15.7% male / 84.3% female
gumayusi – 9.8% male / 90.2% female
keria – 14.9% male / 85.1% female
other stats are irrelevant so idc but damn faker only has 15.7% male? he has that many fangirls? https://t.co/Sy2owNJgan
Sebagai perbandingan, tim esports serta figur League of Legends dari bumi belahan barat mencatat angka yang berlawanan, di mana mayoritas penonton mereka adalah laki-laki dengan sedikit penonton perempuan.
Alasan di balik melejitnya nama pemain T1 bahkan atlet esports di kalangan perempuan negeri ginseng bisa kita lihat dari berbagai hal, salah satunya adalah bagaimana pihak tim maupun agensi sang pemain membangun citra para pemain lewat photoshoot dan kerja sama brand.
Sebagai contoh, kurang lebih satu tahun lalu T1 sempat viral di dunia maya setelah kerja sama T1 dengan brand fashion, Polo Ralph Lauren, di mana kelima pemain ZOFGK didandani sedemikian rupa ala model profesional, mempromosikan brand tersebut.

Perpaduan antara popularitas para pemain, kerja sama dengan berbagai brand ternama, penampilan publik mereka, sejarah yang menarik untuk diikuti, hingga prestasi yang pernah mereka torehkan bersama menjadikan popularitas para pemain T1 berada di tingkat yang sama seperti bintang pop.