Pemain legendaris League of Legends Championship Korea (LCK), Lee “Faker” Sang-hyeok baru-baru ini menjadi topik hangat di kalangan penggiat esports League of Legends. Kabarnya, pasca memenangkan laga T1 melawan KT Rolster atau yang kerap disebut Telecom Wars, pemain senior tersebut mendapat ancaman pembunuhan.
Tidak lama setelah kemenangan T1 atas KT Rolster dalam laga Telecom Wars tahun ini, forum Korea Selatan dihebohkan dengan ujaran seorang pengguna yang menyebutkan bahwa ia akan melukai Faker dengan cara mendatangi gedung T1 di mana Faker kerap terlihat.

Mengetahui potensi ancaman terhadap pemain bintangnya, pihak T1 langsung mengambil langkah preventif dengan memanggil polisi untuk menjaga asrama T1 kalau-kalau pelaku tetap akan melancarkan serangan.
지금 기사 때문인진 모르겠는데 경찰차랑 안에 경찰관분들 대기하고 계시네용 ㅠㅠㅠ pic.twitter.com/r2zQTvxscJ
— 호량 (@horrang_dan) August 11, 2023
Saat ini, pihak kepolisian sedang menginvestigasi pelaku setelah memverifikasi nama pengguna akun forum tersebut serta melacak aktivitas internetnya bersama dengan T1 yang menjadikan kasus ini sebagai kasus prioritas tinggi.
LCK selaku pihak penyelenggara juga merespon ancaman terhadap Faker dengan serius, mengambil langkah pencegahan dengan meningkatkan keamanan di venue LoL Park, tempat di mana babak playoff dan final LCK Summer 2023 akan diselenggarakan.
The #LCK plans to strengthen LoL Park security during the remainder of Playoffs & Finals following recent violent incidents and threats of violence.
— LCK (@LCK) August 11, 2023
The LCK appreciates everyone’s cooperation to provide a safe environment for fans and teams to enjoy the rest of 2023 LCK Summer. pic.twitter.com/kECUtz33qW
Laga T1 melawan KT Rolster terjadi pada tanggal 10 Agustus 2023 silam di mana kedua tim saling beradu selama 4 pertandingan, tetapi pada pertandingan kelima, T1 keluar sebagai pemenang dan mengamankan posisi top 3 dalam LCK Summer 2023 sekaligus menandakan kembalinya Faker ke atas panggung setelah cedera lengan.
Korea Selatan memang sedang mengalami rangkaian serangan penusukan selama beberapa minggu terakhir, dan ancaman bagi Faker tidak bisa dianggap main-main, terutama setelah banyaknya pelaku yang secara terang-terangan menyebutkan waktu dan tempat di mana mereka akan melakukan serangan melalui media sosial.