Beberapa waktu lalu, kebijakan Riot Games terkait perubahan nama pemain League of Legends dari yang sebelumnya Summoners Name menjadi Riot ID akhirnya diberlakukan.
Tidak lama setelah itu, kekhawatiran komunitas terkait pemain yang menggunakan identitas content creator maupun pemain profesional langsung terlihat, terutama di Korea Selatan.
Setelah diberlakukannya kebijakan Riot ID itu, jumlah pemain dengan nama Hide on bush meningkat secara signifikan.
Hide on bush sendiri merupakan nama akun pribadi Mid laner tim T1 yakni sang Unkillable Demon King, Lee “Faker” Sang-hyeok.
Berdasarkan data dari situs stat pemain Korea Selatan FOW.kr, ada lebih dari 8000 pemain dengan nama serupa, namun dengan hashtag yang berbeda-beda.
Apabila menghitung pemain yang menggunakan nama Faker, angka tersebut semakin bertambah menjadi 13 ribu pemain.
Selain Faker, pemain T1 lain seperti Gumayusi, Zeus, Oner, serta Keria juga menjadi korban penggunaan identitas ini pasca perubahan kebijakan Riot ID meskipun tidak separah yang dialami Faker.
Riot Games sendiri sudah mempersiapkan diri terkait potensi masalah ini dan menyatakan bahwa mereka tengah mempersiapkan sebuah penanda bagi content creator serta pemain profesional agar para fans mengetahui yang mana akun asli pemain tersebut.
Sayangnya, saat ini belum ada kepastian mengenai seperti apa penanda yang bisa digunakan oleh para figur League of Legends pasca perubahan Riot ID ini.
Meski menggunakan nama pemain profesional bukan sesuatu yang asing lagi di ranah game kompetitif, Korea Selatan menganggap masalah identitas sebagai masalah serius. Hal ini tidak menutup kemungkinan para pengguna nama pemain tersebut dianggap melakukan tindak kriminal.
