Gak usah malu-malu untuk mengakuinya, semua orang pernah toxic, setidaknya satu kali dalam seumur hidup. Tapi, menjadi toxic sendiri sebenarnya punya batasannya tersendiri. Salah-salah, jika kalian terlalu toxic, kalian bisa mendapatkan hukuman yang berujung pada tidak diperbolehkannya kalian bermain League of Legends, dari mulai sementara, hingga permanen.
Memang menyebalkan jika bertemu teman atau bahkan musuh yang berperilaku toxic. Apalagi, jika orang yang toxic itu adalah teman kita sendiri. Mau menang atau kalah, tetap saja memiliki teman yang toxic seolah merusak esensi permainan. Niat kita yang semula untuk mencari kesenangan, yang terjadi malah sebaliknya.
Biasanya, toxic saja bisa dianggap wajar jika permainan mereka di dalam game berjalan dengan baik. Tapi terkadang, mereka yang toxic malah menempel erat dengan kesan ragequit, leaver, blamming, atau sesuatu yang sebenarnya yang merekalah yang menjadi sumber masalah tersebut.
Nah, HASAGI punya beberapa cara untuk kalian mengatasi teman kalian yang toxic, agar tidak merugikan kalian, terutama teman setim yang sedang berkonsentrasi bermain.
1. Kamu gak perlu ikut-ikutan toxic
Terkadang, dengan teman kita menjadi toxic, kita tidak terasa jadi ikutan toxic juga. Nah, masalahnya, jika semuanya toxic, permainan tidak akan berjalan dengan baik.
Jika terus begitu, teman kalian bukannya sadar, dia malah semakin menjadi-jadi, dan kalian menjadi seburuk mereka. Alih-alih mengedepankan skill, kalian hanya menjadi keyboard warrior yang sibuk mengetik keyboard.
2. Beri tahu teman yang toxic secara halus
Memberi tahu orang-orang yang salah bukanlah sesuatu yang mudah, tapi itu adalah tugas kita sebagai teman. Kita tentunya ingin membuat teman kita menjadi lebih baik, yang ujung-ujungnya juga membuat kita senang bermain dengan mereka.
Jika mereka sering menyalahkan tim, beri tahu dia untuk tidak melakukan hal tersebut karena hal itu hanya akan memperburuk keadaan. Jika mereka bermain baik, tentu saja teman-teman juga akan bermain baik. Bahkan jika memungkinkan, katakan pada mereka untuk menjadi sosok pembeda yang membawa kemenangan, bukan sebaliknya.
3. Ajak mereka menonton pertandingan profesional
Para pemain pro hebat bukan hanya karena skill mereka di Summoner’s Rift. Mereka juga dituntut untuk bisa bekerja sama dengan tim, sehingga bisa menjalankan strategi permainan dengan baik.
Tidak ada gunanya memarahi teman setim, memusatkan kesalahan pada mereka, atau bahkan hingga melakukan AFK atau meninggalkan permainan.
Pertandingan profesional secara tidak langsung akan mendorong para pemain di luar sana untuk memusatkan pikiran mereka pada kemenangan tim. Tak peduli apapun yang terjadi, tim tetap ada di atas segala-galanya. Mereka menjadi profesional karena memang mereka layak dicontoh dan toxic tentunya perusak akan hal itu.
4. Masih bandel juga? Ya sudah, gak usah main lagi sama mereka
Hal ini sebenarnya agak jahat. Tapi kalian juga jahat pada diri kalian sendiri jika kalian terus bermain dengan mereka, karena kalian hanya akan menyusahkan diri kalian sendiri.
Memang, dia adalah teman kalian, tapi bukan berarti kalian harus menerima semua undangan permainan mereka untuk bermain bersama jika ujung-ujungnya malah merusak mood bermain kalian.
Biarkan saja dia bermain sendiri, atau setidaknya toxic dengan caranya sendiri tanpa perlu kalian tahu. Tapi jika usaha kalian untuk membuat dia bertaubat belum juga bisa diterapkan, waktunya kalian untuk memberinya pelajaran. Mungkin dia akan belajar dari sana.
League of Legends adalah permainan yang berpusat pada komunitas. Dan komunitas yang sehat juga akan mendatangkan permainan yang sehat dan bisa dinikmati oleh banyak orang. Jangan sampai kalian dikalahkan oleh toxic.
Skill adalah sesuatu yang bisa kalian latih hingga menjadi pemain yang hebat. Tapi toxic, semakin dilakukan, semakin merugikan.