Selama bertahun-tahun, komunitas League of Legends kerap berdebat mengenai ada tidaknya sebuah sistem bernama losers queue. Singkatnya, sistem ini menandai pemain yang bermain dengan baik dan mempertemukannya dengan pemain buruk dengan harapan bisa membawa mereka menuju kemenangan. Baru-baru ini, Riot Games menutup perdebatan terkait keberadaan sistem itu untuk selamanya.
Melalui kicauan akun X-nya, Riot Phroxzon selaku Lead Gameplay Designer League of Legends menyatakan bahwa tidak ada yang namanya losers queue. Dalam unggahan itu, Ia juga menambahkan beberapa hal terkait matchmaking yang menjadi akar dari mitos tersebut.
Dalam tweet tersebut, Riot Phroxzon memberi penjelasan bahwa pemain dipertemukan dengan pemain lain yang serupa dari segi rating — yang mana hal ini berbeda dengan rank — dan hanya rating saja.
Setelah memenangkan banyak pertandingan, sistem akan menganggap kalian sudah di atas rata-rata dibanding pemain lain. Alhasil, sistem akan mempertemukan kalian dengan pemain yang memiliki rating di atas rata-rata. Sama seperti kalian yang sudah winstreak, pemain yang kalian temui dalam pertandingan sulit itu juga dianggap jago oleh sistem.
Belum berhenti sampai di situ saja, Riot Phroxzon juga menyenggol pemain merasa performa mereka sempurna. Pria dengan nama Matt Leung-Harrison ini menyebutkan bahwa performa yang mereka anggap sempurna itu pasti tetap memiliki celah jika diamati oleh pemain yang lebih ahli.
Istilah losers queue lahir dari komunitas yang merasakan setelah menjalani winstreak, beberapa pertandingan selanjutnya terasa sangat sulit dimenangkan karena dipasangkan dengan pemain troll atau feeder.
Kepercayaan terhadap ada tidaknya losers queue akhirnya diperdebatkan selama bertahun-tahun oleh pemain dari berbagai kalangan, namun dengan ini komunitas dihadapkan pada realita bahwa losers queue hanya mitos belaka.