Esports League of Legends sudah eksis selama belasan tahun, begitu pula META yang terus berubah seiring waktu. Namun di antara ratusan champion yang sudah dirilis serta META panggung profesional yang selalu berkembang, siapa champion yang paling ikonik sepanjang sejarah esports League of Legends?
Champion tersebut adalah Azir. Raja Shurima ini selalu identik dengan pemain profesional dan ada alasan di balik identitas Azir sebagai champion yang hanya boleh dimainkan oleh pemain profesional dan one-trick saja.
Ini karena Azir memiliki tingkat kesulitan yang luar biasa tinggi, satu kesalahan kecil bisa membuat Azir gagal melakukan play dan menjadi bahan tertawaan, bahkan bisa menjadi awal kekalahan sebuah tim. Selain itu, ia juga champion dengan gaya bermain high risk high reward, sesuatu yang jarang untuk seorang mage.
Jika kebanyakan control mage memilih untuk bermain di garis belakang dan membuat sebuah zona aman sambil poke secara perlahan, Azir tidak bisa bermain dengan gaya itu, ia harus menjadi playmaker dengan Emperor’s Divide (R) untuk mengatur arus teamfight atau melakukan pick-off.
Secara mekanik, ada beberapa trik yang wajib dikuasai pemain agar pantas memainkan Azir dan disebut ahli memainkan Ascended tersebut, tetapi yang utama adalah Shurima Shuffle.
Shurima Shuffle merupakan trik yang selalu digunakan pemain Azir tingkat tinggi untuk berbagai hal, baik itu mobilitas atau mencegah musuh melarikan diri. Trik ini membutuhkan waktu yang lama untuk dipelajari dan seorang pemain baru bisa dianggap pantas memainkan Azir ketika sudah menguasai trik ini.
Karena tingkat kesulitan Azir yang tinggi, ia dikategorikan sebagai champion yang mendapat buff atau nerf berdasarkan kekuatannya di panggung esports. Maka dari itu, winrate Azir selalu rendah, hal ini karena hanya segelintir pemain bisa menggunakan Azir dengan baik, dan kebanyakan adalah pemain profesional.