Belum lama ini League of Legends Indonesia mengobrol dengan dua pegawai Riot Games asal Indonesia, Rudy Siswanto selaku Splash Art Craft Lead serta Julian Futanto di posisi Art Lead.
Dalam perbincangan bersama tim League of Legends Indonesia ini, Julian Futanto mengungkap bahwa proses pembuatan skin Foreseen Yasuo atau Yasuo tua harus melewati rintangan, bahkan hampir tidak dibuat karena keraguan dari tim terkait karakter Yasuo yang dibuat menjadi tua.
Cerita mengenai proses pembuatan skin Foreseen Yasuo atau yang kita kenal sebagai Yasuo tua dimulai dari pertemuan antara tim cinematic yang membuat Still Here serta tim kreatif. Saat itu belum diketahui siapa yang akan mendapat skin dari cinematic tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, salah satu usul yang disuarakan adalah Yasuo, namun ia akan mengalami penuaan dan sudah pensiun dari arena pertempuran. Sayangnya banyak yang skeptis dan kesulitan menerima usul tersebut, menyebut usul tersebut tidak sejalan dengan Yasuo yang harus terlihat kuat dan berisiko tidak menarik perhatian pemain.
Namun, Riot Games mendengar suara seluruh tim dan memberikan kesempatan pada tim kreatif untuk membuat gambaran Yasuo yang sudah berumur dan seberapa besar tingkat kekuatan yang dimilikinya setelah memutuskan untuk tidak bertempur.
Bahkan saat dalam proses desain, masih banyak juga anggota tim yang kurang yakin dengan membuat Yasuo menjadi karakter. Untungnya, hasil desain Yasuo tua tersebut berhasil meyakinkan tim untuk menjadikan sketsa tersebut menjadi skin.
Akhirnya, skin Foreseen Yasuo dirilis sebagai skin pembuka tahun 2024 sebagai lore skin pertama di League of Legends tahun ini.