Musim 2024 menjadi musim yang gila di League of Legends, mulai dari Tristana dan Corki yang merajai midlane sebagai ADC yang “salah lane“, hingga keberadaan Brand sebagai satu-satunya champion yang mendominasi lima role di League of Legends, mulai dari toplaner, jungler. midlaner, botlaner, hingga support.
Berdasarkan situs data OP.GG, Brand menyentuh rata-rata 52 persen winrate dan 15 persen pickrate di seluruh role. Bahkan tidak sedikit pemain menyadari hampir di setiap game ia bertemu dengan Brand, baik sebagai kawan maupun lawan dan dimainkan di semua role.
Eksisnya Brand di 5 role adalah sesuatu yang seharusnya tidak terjadi. Sama seperti Tristana dan Corki yang rencananya akan dikembalikan ke role yang seharusnya sebagai botlaner, komunitas juga berharap Riot Games melakukan hal serupa untuk Brand, membatasinya kekuatannya di satu atau dua role saja.
Brand adalah champion League of Legends yang terbilang mudah dan sangat piawai dalam skenario teamfight. Hal ini karena ultimate-nya Pyroclasm, ditambah dengan season 14 mendatangkan sebuah item baru bernama Blackfire Torch yang bisa ditumpuk dengan Liandry’s Torment.
Jika dikombinasikan dengan pasif Brand, Blaze, mantan murid Ryze itu bisa memberi efek damage over time atau burn sebanyak tiga tumpuk, contoh sebuah sinergi yang terlalu kuat antara champion dan item di League of Legends.
Popularitas Brand kian meningkat semenjak Riot Games memberikannya kekuatan untuk bermain sebagai seorang jungler. Tidak disangka, Brand menjadi salah satu jungler terkuat di League of Legends hingga saat ini dan terbukti sangat mudah dikemudikan oleh pemain pemula yang sedang mempelajari role tersebut.
Riot Games sudah beberapa kali mencoba menjatuhkan nerf untuk Brand, namun hingga saat ini ia masih menjadi salah satu champion dominan terutama untuk pemain di rank bawah.