Membicarakan Simon “Thebausffs” Hofverberg atau yang biasa dikenal dengan panggilan Baus tidak ada habisnya. Kita bisa membicarakan tentang strategi inting Sion cetusannya, mempopulerkan istilah solobolo, sampai kemampuannya sebagai pemain yang hampir setara pemain profesional. Tetapi, Thebausffs juga terkenal mencetuskan sebuah istilah baru yakni Bausen’s Law.
Sebenarnya apa itu Bausen’s Law di League of Legends? Sederhananya, Bausen’s Law merujuk pada keunggulan gold yang bisa didapatkan seorang pemain meski ia melakukan feeding. Hal ini bisa terjadi karena sang pemain memprioritaskan untuk mendapat gold dari turret plating dan farming yang efisien, mendapat keunggulan gold tanpa memasang bounty karena melakukan kill.
Gambar di atas adalah contoh nyata dari Bausen’s Law. Dari gambar tersebut kita bisa melihat selisih gold antara Aurora dan Sion yang dimainkan oleh Thebausffs. Meski Sion memiliki KDA 1/7, ia memiliki gold yang lebih banyak bahkan tanpa bounty, sementara Aurora dengan KDA 7/0 membawa bounty sebesar 550 gold dan kalah dari segi gold.
Tentu saja, Bausen’s Law tidak bisa digunakan sembarangan pemain, hanya mereka yang benar-benar tahu mekanisme di balik sistem bounty dan pendapatan gold yang benar-benar bisa menerapkan istilah ini dalam sebuah pertandingan asli.
Istilah Bausen’s Law sendiri merupakan cerminan betapa sulit dan kerasnya usaha Riot Games untuk mematikan gaya bermain feeder yang dipopulerkan oleh sang pemain. Melihat ke belakang, sudah banyak usaha yang Riot Games lakukan untuk menyuntik mati strategi manipulasi bounty yang dilakukan Thebausffs.
Banyak yang merasa perubahan bounty di patch 14.21 adalah akhir dari Inting Sion bahkan Bausen’s Law, tetapi sang pionir membuktikan bahwa hal itu masih bisa ia lakukan, hanya saja di kondisi tertentu seperti antar pemain dalam sebuah tim profesional.